Industri
di Daerah Pesisir
Kebutuhan masyarakat akan kelapa sebagai bahan baku utama beberapa makanan khas daerah di Indonesia. Ditambah lagi fakta bahwa rendang merupakan salah satu makanan terlezat di dunia versi CNN. Membuat pamor makanan bersantan di Indonesia semakin meningkat, yang berimbas pada semakin tingginya permintaan terhadap santan kelapa.
Dalam era Globalisasi ini diketahui bahwa waktu harus dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjalani kehidupannya, terutama industri kecil yang memerlukan bantuan alat atau mesin ini, guna untuk mempercepat proses produksi yang dikerjakaan untuk lebih efektif, efisien dan optimal, sehingga bisa memproses kelapa dengan banyak dengan waktu yang singkat. Maka dari itu, kita membuat atau mengembangan alat pengupas kelapa.
֍ Asal usul Kelapa
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kelapa sendiri telah dibudidayakan di sekitar Lembah Andes di Kolumbia, Amerika Selatan sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Catatan lain menyatakan bahwa tanaman kelapa berasal dari kawasan Asia Selatan atau Malaysia, atau mungkin berasal dari Pasifik Barat. Selanjutnya, tanaman kelapa menyebar dari pantai yang satu ke pantai yang lain. Cara penyebaran buah kelapa itu sendiri bisa melalui aliran sungai atau lautan, atau dibawa oleh para awak kapal yang sedang berlabuh dari pantai yang satu ke pantai yang lain.
Membudidayakan kelapa yang sudah tua banyak ditemukan di daerah Philipina dan Sri Langka. Daerah tersebut tanaman kelapa dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Ada sementara para ahli berpendapat bahwa tanaman kelapa berasal dari Philipina. Negara Philipina juga merupakan salah satu perintis dalam teknologi pengolahan berbagai macam produk kelapa.
Pohon kelapa dan buahnya mempunyai sejarah panjang di Indonesia, bahkan merupakan lambang atau pengenal kepulauan Indonesia. Yang menarik, dalam mitologi Hindu dan menurut Kitab Suci Weda, kelapa merupakan "pohon surgawi." Konon, Dewa Wisnu, membawa pohon kelapa sebagai sumber kesehatan, ketenangan, panjang usia, dan kedamaian. Pohon kelapa dianggap suci, dan berperan penting dalam semua upacara keagamaan.
֍ Latar Belakang
Sebagai negara yang mempunyai kepulauan dan berada di daerah tropis dengan kondisi agroklimat yang mendukung. Indonesia juga merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas area tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebesar 14 miliyar butir kelapa yang sebagian besar (± 95%) merupakan hasil dari perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang sangat penting, baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun social budaya.
Sabut kelapa merupakan hasil samping, yang mana biasanya hasil dari serat sabut kelapa dijadikan areng untuk pembakaran makanan, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Dalam perdagangan di dunia, kelapa dikenal sebagai Coco Fiber, Coir Fiber, Coir Yarn, Coir Mats, dan Rugs yang merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Serat sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghaasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada tahun 1990. Walaupun Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan di dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah serta keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang sangat besar bagi penambang industri dalam pengolahan serat sabut kelapa.
Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satu produk dari kelapa adalah airnya, ternyata dalam larutannya, air buah yang nyiur ini punya khasiat dan nilai gizi yang luar biasa. Tidak hanya unsur makro berupa nitrogen dan karbon, tetapi juga unsur mikro yang sangat dibutuhkan tubuh ada di air kelapa. Unsur nitrogen di dalamnya berupa protein yang tersusun dari asam amino, seperti alanin, sistin, arginin, alin, dan serin. Dibandingkan asam amino yang terdapat di susu sapi, asam amino yang terkandung dalam air kelapa ternyata lebih tinggi. Sementara itu unsur karbon dapat dijumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lainnya. Begitu pula dengan unsur mikro dalam air kelapa berupa mineral yang dibutuhkan sebagai penganti ion tubuh. Layak memang, bila setelah minum kelapa muda tubuh kita terasa kembali segar.
Jika diteliti lebih jauh, air kelapa ternyata juga mengandung beragam vitamin, yaitu berupa vitamin C yang dominan, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat, biotin, serta riboflavin. Tak heran jika air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan.
Di samping itu, secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen), karena komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan. Di Filipina, air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol, dektran, cuka, dan nata de coco. Di Indonesia, air kelapa digunakan sebagai minuman (air kelapa muda) dan media pembuatan nata de coco. Kelapa termasuk buah-buahan tropis yang menghendaki suhu tertinggi (lebih dari 25ºC) untuk tumbuh dan berbuah di Indonesia.
Dari aspek teknologi, pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha kecil/menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang masih belum memenuhi persyaratan.
Dalam rangka menunjang pengembangan industri serat sabut kelapa yang potensial ini, diperlukan kreatifitas yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat sehingga dapat memudahkan semua pihak dalam mengimplementasikan pengembangan kreatifitas dalam mengolahan serat sabut kelapa ini. Tujuan dari kreatifitas ini adalah :
Dalam rangka menunjang pengembangan industri serat sabut kelapa yang potensial ini, diperlukan kreatifitas yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat sehingga dapat memudahkan semua pihak dalam mengimplementasikan pengembangan kreatifitas dalam mengolahan serat sabut kelapa ini. Tujuan dari kreatifitas ini adalah :
1. Menciptakan alat yang dapat memudahkan dalam memproduksi dalam untuk kapasitas yang besar dengan produksi yang cepat
2. Dapat menghemat waktu dan tenaga serta biaya dalam memproduksi pengupasan sabut kelapa
3. Mengurangi biaya produksi karena harga mesin yang relatif murah
Fungsi dari mesin ini yaitu untuk memisahkan kulit atau serabut kelapa dengan bagian kelapa, sehingga diharapkan dengan adanya mesin yang kita kembangkan ini dapat lebih efektif dalam proses pengerjaannya, menghemat waktu dan tenaga, serta menghasilkan kualitas yang baik dan aman dalam proses pengupasan serabut kelapa.
֍ Dasar Teori
Poros
Elemen mesin yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perancangan mesin yaitu poros (shaft). Pada umumnya mesin ini meneruskan daya bersama-sama dengan putaran poros, Poros tersebut bisa dipasang dengan pully. Pemasangan pada elemen mesin biasanya poros dikasih alur pasak, pembebanan pada poros tersebut tergantung pada pembebanan besarnya daya putaran mesin yang diberikan, serta beberapa bagian mesin yang ikut menempel pada poros, biasanya beban puntir yang disebabkan poros bisa gaya-gaya radial atau aksial, tapi ada juga puntir atau lentur, tetapi kombinasi beban lentur dan beban puntir dapat juga terjadi pada poros.
Bantalan
Bantalan yaitu suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban,sehingga putaran atau gerakan bolak balik yang dihasilkan dapat berlangsung secara halus,aman dan mempunyai umur yang panjang. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya bekerja dengan baik.
Sabuk dan Puli
Sebuah sistem sabuk dan puli ditandai oleh dua atau lebih puli. Hal ini memungkinkan untuk tenaga mekanik, torsi, dan kecepatan untuk ditransmisikan di as roda. Jika puli adalah diameter berbeda, maka keuntungan mekanik direalisasikan.
֍ Permasalahan dan Solusi Sabut Kelapa di Indonesia
Mengenai kelapa di Indonesia, ada suatu lembaga yaitu Asosiasi Industri Sabut Kelapa (AISKI) menyoroti bahwa minimnya peran lembaga negara dalam menyokong kinerja ekspor serat sabut kelapa. AISKI menilai seharusnya lembaga ekspor seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dibentuk untuk mendorong peningkatan ekspor sekaligus menyediakan pembiayaan ekspor nasional, tetapi Kabid Penelitian dan Pengembangan AISKI Ady Indra Pawennari menyatakan selama ini aktivitas ekspor sabut kelapa masih lesu. Hal ini terlihat dari jumlah ekspor sabut kelapa, atau yang dikenal dengan sebutan coco fiber, tidak sampai 0,01% dari total produksi. Bahkan, pengembangan industri coco fiber terkendala rendahnya kapasitas produksi akibat lemahnya infrastruktur. Karena minimnya investasi, menjadi salah satu biang terkait permasalahan tersebut. Padahal dengan memperlebar investasi di sektor pengolahan sabut kelapa, akan berdampak pada terbukanya peluang pekerjaan, sehingga hal ini dapat mengurangi tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Walaupun di Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, namun pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, maka untuk kegiatan produktif ini dapat meningkatkan nilai tambah Padahal, kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa terus meningkat.
֍ Perindustrian di Daerah Pesisir
Minimnya peran lembaga negara dalam membantu kinerja ekspor serat sabut kelapa, kita dapat mengetahui bahwa pemberdayaan program sumber daya ekonomi social ini seharus mampu melakukan gerak cepat dalam mengupayakan perekonomian masyarakat yang didasarkan pada desa atau kota. Selain kita menciptakan alat pengupas serat sabut kelapa, menghemat waktu, tenaga serta biaya memproduksi dan mengurangi biaya produksi karena kita menciptakan harga mesin yang relatif murah, kita juga harus mampu mencapai tujuan yang lain, seperti kenaikan pendapatan masyarakat dan pendapatan ekspor bersih; pendiri struktur industri berdasarkan pada kekuatan kecil-menengah; mengembangkan kekuatan bisnis agribisnis dan agroindustri sistem; mencapai keunggulan kompetitif global dengan meningkatkan produktivitas, inovasi, dan penyebaran informasi teknologi yang efektif, meningkatkan kualitas produk serta standar kualitas global (seperti ISO); dan menciptakan pembangunan ekonomi untuk mencapai kelanjutan kegiatan ekonomi yang tinggi dan berkinerja dan menjaga industri pengolahan lingkungan. Dengan alasan logis yang ditunjukkan, seperti bahwa Indonesia telah kelapa terbesar ditanam daerah (sekitar 3,76 Juta hektar atau 31,4 persen dari daerah ditanami kelapa di dunia), sehingga Indonesia mendapatkan 24,4 persen pangsa produksi kelapa di dunia dikarenakan kualitas coir yang berkelanjutan merupakan salah satu sub sektor industri yang diidentifikasi di Indonesia yang memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan paparan mengenai solusi diatas, mungkin kita pernah berpikir “ oia, kenapa kita tidak mengembangkan potensi di daerah pesisir saja ya daripada kita bekerja untuk perusahaan lain yang kemungkin minat kita bukan sekedar bekerja saja, malainkan menjadi bos ”, bahkan guru kita pernah memberi nasehat yang isinya “ ada 4 kebahagiaan seseorang yaitu salah satunya rezekinya di negara sendiri ”. Jadi, berbanggalah jika kita bisa bekerja untuk negara kita sendiri, salain itu kita juga bisa mengembangkan sumber daya alam yang sangat berpotensi untuk di kreasikan oleh anak bangsa kita ini. Untuk mengoptimalkan potensi dari serat sabut kelapa supaya tidak terbuang percuma, dengan penanganan yang baik, pemanfaatan serat alam akan sangat membantu sebagai salah satu solusi permasalah lingkungan.
Selain menciptakan mesin untuk mengupas kelapa, ternyata hal ini bisa meningkatkan ekonomi yang sangat baik. Kelapa sendiri juga memiliki banyak manfaat untuk manusia dan bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi negara kita yaitu, melalui budi daya kelapa dan dipasarkan ke luar Indonesia. Dengan kita membudidayakan kelapa tersebut, kita dapat mengolahnya juga menjadi barang-barang dengan desain yang unik dan berkualitas dapat dibuat dari bagian-bagian kelapa. Buah kelapa sebagai bagian dari pohon kelapa yang memiliki banyak manfaat, terutama di bidang interior, furniture dan kerajinan interior, sudah selayaknya lebih mendapat perhatian dari pemerintah, dunia industri, desainer maupun arsitek, sebagai material yang layak dikembangkan secara optimal sebagai material yang sustainable, dengan local content yang tinggi serta dapat memberi dampak peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya khususnya masyarakat di daerah pinggiran pantai. Berdasarkan pengamatan ke berbagai pameran interior, furniture dan kerajinan, beragamnya produk turunan dari sabut kelapa dan prospek pemasaran yang baik pada saat ini sayangnya kurang diimbangi dengan pengembangan desain. Desain produk sabut kelapa saat ini masih banyak bersifat fungsional dan belum dioptimalkan menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi.
Prospek kajian ini sangat berkaitan dengan kerjasama dan multi disiplin ilmu. Hal mendesak yang diperlukan saat ini adalah adanya beberapa penelitian berkelanjutan tentang rancangan interior, furnitur dan aksesoris interior rumah yang memanfaatkan produk turunan sabut kelapa ini antara lain CFB yang mampu mengoptimalkan nilai ekonomis sabut kelapa. Penelitian lanjutan diharapkan dapat mewujudkan beragam prototipe desain yang dapat diproduksi dengan teknologi tepat guna yang sesuai bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area perkebunan kelapa maupun di sekitar pesisir pantai.
Mungkin cukup sekian paparan dari kita, jika hal ini dapat menginspirasi kita diharapkan dapat memberikan kemajuan tentang menciptakan suatu alat yang mungkin belum pernah kita pikirkan dan pengembangan desain dalam hal pemanfaatan produk turunan sabut kelapa sehingga dapat bernilai ekonomis yang tinggi serta berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. Genbate !!!
DAFTAR PUSAKA
http://wendy-uyee10.blogspot.co.id/2012/05/asal-usul-dan-manfaat-pohon-kelapa.html
Sunarjono, H. (2006). Berkebun 21 jenis tanaman buah. Niaga Swadaya.
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/11/09/11/lrc4yu-cnn-rendang-masakan-terlezat-di-dunia-tambo-cie-dah
http://industri.bisnis.com/read/20140911/99/256621/ekspor-sabut-kelapa-minim-dukungan
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/3359
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/5016
Anonim (2000). Hasil pengkajian sabut kelapa sebagai hasil samping. Jakarta: Bank Indonesia. 15 hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar