Minggu, 12 Juni 2016

Studi Kasus Pengelolaan Limbah Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta


A.  DEFINISI LIMBAH INDUSTRI
    Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Sedangkan limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari suatu industri. Jenis dan karakteristik limbah industri sangat beragam sesuai dengan jenis industri itu sendiri. Limbah industri membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak berpotensial menciptakan pencemaran. Untuk itu, diperlukan teknologi-teknologi pengolahan limbah yang baik.


B. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
    Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian:
Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri atas bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik.
Limbah padat. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu, limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula.
   Limbah gas dan partikel. Limbah gas dan parikel adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun. 
  Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.


C. PENGOLAHAN LIMBAH
     Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan — atau paling tidak — potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu dengan jalan mengidentifikasi sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, sistem pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik. Dengan adanya perkiraan tersebut, maka program pengendalian dan penanggulangan pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan.
     Namun demikian, tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Ada limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, ada limbah yang setelah diolah dimanfaatkan kembali. Dimaksudkan tanpa pengolahan adalah limbah yang begitu keluar dari pabrik langsung diambil dan dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah dahulu sebab mengandung polutan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Limbah diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan beracun.
   Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah mempergunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang dari awal pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain.
     Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku dan perbedaan proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air, namun terdapat senyawa kimia yang berbeda pula. Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain maka banyak pula sistem pengolahan. Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal. Kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan pengolahan kedua, ketiga, dan seterusnya.



Gambar 1. Mekanisme Pengolahan Limbah

   Penetapan efisiensi peralatan dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi ketelitian alat, volume air limbah, sistem perpipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia, danlain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat dihitung secara tepat. Belum ada suatu jaminan bahwa satu unit peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dapat diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Jenis Kegiatan dan Tujuan Pengolahan Limbah




Tabel 2. Parameter Pencemar dan Alternatif Metode Pengolahan


STUDI KASUS
     Masalah limbah yang memang menjadi masalah yang pasti ada disetiap pabrik merupakan hal yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik gula adalah limbah padat yang jumlahnya cukup banyak pada tiap produksinya. Pabrik gula ini telah membuang limbahnya dengan cara penumpukan atau open dumping.Pabrik membeli sejumlah besar lahan kemudian langsung membuang limbahnya di tempat itu. Oleh masyarakat sekitar limbah yang dibuang terutama blotong (ampas tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes, genteng, pupuk, kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Sebelum blotong di buang,blotong tersebut dimasukan dalam oven dengan suhu 105˚ dalam kurun waktu 3 jam. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang.

ANALISIS
    Solusi pemecahan masalah untuk limbahnya yaitu dengan menjadikan blotong tersebut pupuk Kompos yang dapat dimanfaatkan lagi fungsinya. Proses pengomposan untuk limbah blotong ini tergolong mudah, mengingat blotong ini merupakan limbah tumbuhan yang dapat terurai dengan kata lain yaitu limbah ini bersifat organik. Menurut pendapat pribadi penulis, limbah yang dijadikan pupuk ini akan lebih bermanfaat dan memberikan nilai finansial yang cukup tinggi untuk perusahaan. Walau pada saat awal proses merubah limbah menjadi pupuk akan membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih, namun seiring dengan berjalannya waktu proses pengolahan limbah dengan menjadikannya pupuk inilah salah satu cara yang terbaik. Selain memberikan manfaat seperti yang diatas, pengolahan limbah ini juga bermanfaat bagi regenerasi tumbuhan. Mengingat pupuk merupakan bahan yang dapat menyuburkan, mempercepat proses pertumbuhan, sumber makanan cadangan dan proses lain yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Pengolahan dan pengelolaan limbah yang baik ini sangat patut untuk dicontoh oeh perusahaan gula lainnya. Kompos limbah blotong ini juga bisa dijadikan suatu karya tangan atau kerajinan yang unik dan menarik, sehingga dapat memberikan nilai lagi yang lebih bermanfaat. Pengolahan dan pengelolaan limbah blotong ini dapat terus dilakukan dan diberikan perbaikan untuk proses pengolahan yang bukan hanya limbah blotong saja. Namun untuk pengelolaan limbah yang lain juga.


Sumber:
https://duniawarnaku.wordpress.com/2012/10/01/pengolahan-limbah/ 
http://aku-siti-istiqomah.blogspot.co.id/2013/07/tanggapan-mengenai-studi-kasus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar