TUGAS II
MANUSIA DAN KEINDAHAN
1. Pengertian Keindahan
Keindahan
adalah sesuatu yang membuat diri maupun hati manusia terkagum-kagum akan suatu
pesona dari manusia, benda, lingkungan tempat tinggal maupun pemandangan alam
yang dilihatnya. Keindahan identik dengan sesuatu hal yang manusia tersebut
baru melihatnya pertama kali, misal manusia tersebut pergi kesuatu tempat
dipesisir pantai yang berada jauh dari tempat tinggalnya yang belum pernah ia
datangi sebelumnya. Dan setiap keindahan itu tergantung pada selera orang
masing – masing.
Menurut saya
keindahan abstrak itu adalah suatu konsep yang dapat diartikan sulit untuk
dipahami, tetapi bukan berarti tidak bisa untuk dimengerti. Sedangkan jika
dibandingkan dengan suatu benda, keindahan tersebut dapat diartikan maupun
diungkapkan dengan kata-kata. Salah satu contohnya yaitu lukisan, patung,
pemandangan dll. Lukisan dan patung adalah karya seni yang dibuat oleh manusia.
Secara garis besar keindahan itu juga dapat dibuat oleh manusia.Keindahan dalam
arti luas
Keindahan
dalam arti luas meliputi
- Keindahan Jasmani
- Keindahan Seni
- Keindahan Alam
- Keindahan Moral
- Keindahan Intelek
Keindahan
dari jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang
dimiliki oleh manusia.
Keindahan
seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari,
patung, maupun lukisan.
Keindahan
alam dapat di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat
dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
Keindahan
moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu
manusia.
keindahan
intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.
Nilai
Estetik
Nilai
estetik adalah hal yang mencakup dari keindahan itu sendiri, yaitu keindahan
dapat dinikmati oleh mata, jiwa, perasaan, maupun dengan telinga. Semua hal
tersebut berkenaan dengan apa yang dilihat oleh manusia itu.
Keindahan
juga memiliki nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik
Nilai
ekstrinsik
Dapat
diartikan sebagai alat bantu untuk menyempurnakan suatu keindahan. Contoh
Sebuah musik jika tidak dibantu dengan nada dan irama yang pas, maka music itu
tidak akan terdengar indah jika tederngar ditelinga.
Nilai
intrinsik
Dapat
diartikan dengan nilai yang terkandung dalam suatu keindahan. Contoh Lukisan
yang dibuat oleh tangan manusia memiliki arti dan maksud dari lukisan yang ia
buat. Dalam arti luas adalah pendeskripsian dari lukisan yang dibuat.
Pengertian
tentang kontemplasi dan ekstansi
Setiap
manusia memiliki rasa atau selera tentang keindahan. Sedangkan keindahan
tersebut terbagi lagi menjadi kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi yaitu dasar
dari pemikirian manusia untuk menyatakan keindahan. Sedangkan ekstansi adalah
untuk merasakan atau menikmati suatu keindahan. Jadi kontemplasi dan ekstansi
saling keterhubungan. Sehingga manusia dapat merasakan suatu keindahan dan
kemudian dinyatakan oleh ungkapan.
Renungan
Renungan
bisa dikatakan memikirkan sesuatu hal yang baru maupun belum dialami oleh
manusia. Contoh mengenai keindahan yaitu, suatu ketika manusia ingin membuat
suatu karya seni rupa kemudian manusia itu belum mempunyai ide tentang karya
seni rupa apa yang ingin iya buat, lalu ia merenung dengan menyendiri atau
pergi kesuatu tempat agar ia bisa tenang dan dapat berfikir untuk menemukan ide
untuk karya seni rupa yang ingin ia buat.
Study kasus
: menurut saya jika keindahan dikaitkan pada zaman sekarang, sangatlah buruk.
kenapa saya bilang buruk ? karena sekarang ini banyak sekali manusia yang
mempunyai tangan jahil untuk merusak keindahan. contohnya saja disetiap pinggir
jalan raya pasti ada sampah. sampah tersebut merusak keindahan disekitar
lingkungan, padahal tempat sampah sudah disediakan. tetapi masih ada saja yang
membuang sampah tidak pada tempatnya. mungkin hanya inilah sebagian kecil kasus
– kasus yang dapat merusak keindahan.
2. Faktor-faktor
yang mendorong seniman
menciptakan Keindahan
Keindahan
itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula
kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya,
justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh
motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa
pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai
kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai
keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata
nilai yang telah usang
Tata nilai
yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan
nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2)
Kemerosotan Zaman
Keadaan yang
merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai
contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul
“Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes
perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan
sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3)
penderitaan manusia
Banyak
faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah
faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai
akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan
telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan
Tuhan
Keagungan
Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta
serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
3. Macam-macam Keindahan
Macam-MACAM
keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, yang mempunyai arti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Dalam seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat dan mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, suara, tari sastra, drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni, dan lain-lain. Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya." Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
Wanita yang elok rupanya disebut "cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut "tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.
Kata keindahan berasal dari kata indah, yang mempunyai arti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Dalam seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Nilai estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat dan mendengar. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, suara, tari sastra, drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni, dan lain-lain. Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya." Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
Wanita yang elok rupanya disebut "cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut "tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.